Menyambung cerita soal membangun blog layaknya Rumah di postingan kemarin, maka kali ini adalah cerita awal mula bagaimana blog ini bisa ada. Yaitu mulai dari membeli hosting dan domain, namun sebelum melangkah kesana ada baiknya saya jelaskan dulu arti dari nama Cak Noer D, apakah kamu sudah tau?
Arti Nama “D”
- Dari Anime One Piece
Bagi pecinta anime One Piece, mungkin tidak asing dengan nama “D” tersebut, sebab nama “D” masih menjadi misteri sampai saat ini, dan yang menyandang marga “D” ialah karakter – karakter kuat nan penting dari jalannya cerita anime tersebut, seperti karakter utamanya yang bernama Monkey “D” Luffy.
Kenapa saya memakai nama “D” juga? karena saya ingin mempunyai tekad yang kuat, punya prinsip dan pantang menyerah seperti si Luffy tersebut. Dan semua karakter dalam anime tersebut yang memiliki marga “D” adalah karakter yang hebat, bahkan mendengar namanya saja para musuh – musuhnya sudah bergidik ketakutan, bisa dibayangkan kan sekuat apa karakter – karakter tersebut?
“Lebih gagal hari ini, daripada harus menyesal seumur hidup karena takut gagal”
– Monkey D Luffy.
- Inisial Dari Cita – Cita Saya
“Gak usah sok bermimpi jadi dokter, sadar diri ayahmu cuman petani!” Aku masih ingat kapan kalimat itu diucapkan oleh seorang wanita yang seusia Ibuku. Dia berdiri sekitar dua meter dari ku menghadap ke timur, memakai daster bermotif bunga sepatu. Ekspresi wajahnya terlihat kesal diikuti oleh nada bicara yang agak meninggi, “Kamu masih kecil, gak usah sok punya cita-cita, anak seusiamu masih suka bermain gundu”. Aku tak mengerti apa sebenarnya yang membuat wanita itu kesal, apa yang salah dari seorang anak usia lima tahun yang mempunyai cita-cita?
Sebagaimana lazimnya anak kecil, mendapatkan perlakuan seperti itu, aku tak tahu harus melakukan apa, tak membalas ataupun tak menangis. Aku hanya ingin mengutarakan impianku saja, sama seperti anak kecil polos lainnya, membalas juga bukan solusi yang tepat.
Saat menceritakan hal itu kepada Ibuku, baru ku ketahui ternyata wanita itu masih saudara dengan Ayah dan aku harus memanggilnya Bibi.
Itu adalah potongan dari cerpen saya yang akan diterbitkan nanti bersama teman – teman dari ONB (Odop Nulis Buku), doakan semoga lancar ya. Apa hubungan dengan nama “D” tadi? tentu ada dong, karena cerita di atas berdasarkan kisah nyata saya saat masih kecil dulu, sudah bisa ditebak kan cita – cita saya ingin jadi apa? Yaps, Dokter.
Walaupun sekarang cita – cita tersebut hanya sekedar angan – angan saja, tapi saya ingin mengingatnya terus dengan menyematkannya di nama pena saya. Saya teringat oleh pesan guru saya dan pesan itu saya jadikan prinsip hidup.
“Jika kau tidak bisa menjadi Dokter, maka bersikaplah sama seperti Dokter”
– Iwan Dahri (Guru BK, PJOK)
Nama Cak Noer
Sebutan “Cak” berasal bahasa jawa yang berarti kakak atau abang, di Madura tempat saya lahir artinya juga sama. Kalau dalam bahasa sunda maka sebutannya “akang atau aa’ “. Kenapa saya menggunakan panggilan “Cak” di awal? karena saya tidak ingin menjadi kacang yang lupa kulitnya,–melupakan tempat asalnya. Saya hanya tidak ingin jumawa atau sombong karena di masa depan mungkin saya akan jadi orang yang sukses dan terkenal, nama “Cak” jadi pengingat bahwa saya bukanlah siapa – siapa, karena yang hebat adalah orang tua saya dan orang – orang disekitar saya. Sedangkan nama “Noer” adalah nama awal dari nama lengkap pemberian orang tua saya, yaitu Noer Holis Amienollah.
Lanjut ke pembahasan utama tentang membeli hosting dan domain.
Tergiur Hosting Murah
Awal mula membuat blog saya tergiur untuk membeli hosting yang harganya sangat miring, yaitu 25 ribu pertahun dan paket lifetimenya alias bayar sekali aktif seumur hidup cuman 175 ribu, gila murah banget bukan? gimana saya tidak tergiur coba kalau dalam halaman awal websitenya juga dijelaskan semua fitur – fiturnya itu unlimited.
Ketika baru pertama kali mendaftar di webnya saya mendapatkan yang versi gratis dengan fiturnya yang sangat minim, dan tidak bisa digunakan lagi setelah 3 hari, jadi mau tidak mau saya harus upgrade ke versi unlimitednya.
Akhirnya saya memilih upgrade, dan setelah bayar 25 ribu, ternyata belum bisa digunakan karena saya harus mempunyai domain sendiri dulu. Setelah bolak – balik melihat web penyedia domain, mulai dari rumahweb, dewaweb, domanesia, hostinger dan lain – lain, akhirnya saya memilih membeli domain .com di Rumahweb karena ada promo, sekarang ada promo merdeka tuh.
Singkat cerita, akhirnya hosting murahnya bisa dipakai setelah domain .com nya saya hubungkan. Sudah senang sekali saya tuh, karena mau cepat -cepat menginstall wordpress. Namun keanehannya mulai terjadi, setiap kali mau menginstall worpdress dari cpanelnya, selalu saja gagal, muncul notifikasi ftp server yang tidak ditemukan, padahal saya sudah mengikuti intruksi yang ada.
Bolak – balik tak kunjung berhasil, akhirnya saya coba menginstallnya secara manual, dan akhirnya berhasil, maka webnya 50% jadi. Namun, saat ingin mengubah templatenya malah muncul notifikasi ftp server tidak ditemukan lagi, bolak – balik cari cara untuk mengatasinya dan tak kunjung berhasil akhirnya saya menyerah, ketika komplain ke costumer servicenya via whatsapp malah gak ada respon. Akhirnya saya memilih untuk membeli hosting yang beneran aja, bukan hosting – hostingan.
Membeli Hosting Beneran
Walaupun akhirnya saya balik lagi ke rumahweb untuk membeli hosting yang bisa dipakai sampai akhirnya blog ini launching. Ternyata baru saya sadari kalau di total harga yang saya bayar untuk membeli domain di awal dan hosting di akhir, lebih mahal daripada membeli hosting sejak awal, karena harga domainnya gratis. 😢
Gara – gara saya kebelet ingin segera memiliki blog wordpress dan tergiur membeli hosting murah, bukannya lebih hemat malah jadi boros.
Kesimpulan
Terkadang, saat kita menginginkan sesuatu kita terlalu menggebu – gebu ingin segera memilikinya, padahal kita hanya perlu sedikit bersabar dulu. Ketika kita tidak bersabar ujung – ujungnya kita juga yang rugi dan menyesal.
Benar apa kata ustadzah saya,
“Anak muda kalau belum kebentur masalah tidak akan mau sadar”.
Tetapi, jangan pula takut untuk melangkah dan melakukan kesalahan, karena kalau tidak pernah salah itu artinya kita tidak melakukan apa – apa.
Tinggalkan Balasan