Arti merdeka bagi setiap orang mungkin berbeda – beda. Bagi seorang Petani, arti merdeka adalah saat bisa dengan senang hati menanam, merawat tanaman serta menuai hasilnya tanpa perlu pusing memikirkan kebutuhan pupuk yang mahal dan harga jual hasil panen yang rendah. Arti merdeka bagi Guru honorer adalah saat bisa mengajar mencerdaskan anak Bangsa dengan penuh suka cita tanpa adanya beban memikirkan kesejahteraannya sendiri dari gaji yang minim.
Pada akhirnya kita tahu bahwa arti merdeka itu melahirkan ketenangan dan kesejahteraan. Kalau belum, artinya masih banyak PR yang harus kita atasi di Negeri yang sudah berusia 79 tahun ini. Namun, sebelum benar – benar ingin memerdekakan Bangsa yang besar ini, sudahkah kita memerdekakan diri kita sendiri, apakah kita peduli dengan keadaan diri kita sendiri? Keadaan hati, pikiran, jiwa serta kualitas hidup kita, jangan – jangan selama ini kita banyak menuntut lupa menunduk, lupa melihat diri sendiri.
“Semua orang ingin mengubah dunia, namun tidak ada yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri.”
– Leo Tolstoy
Perjalanan Memerdekakan Diri Sendiri Itu Dimulai dari Ngeblog
Ngeblog? Yaps, kamu tidak salah baca, sebelum menjadi diriku yang sekarang, menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Ternyata baru aku sadari bahwa aku memulainya sejak 2013 lalu dengan belajar menulis di blog, waktu itu aku memulainya dengan menggunakan hp symbian nokia ketupat 7610. Tentu semuanya serba terbatas, dari layar yang kecil, fitur yang kurang lengkap, serta banyak platform yang tidak mendukung. Ibaratnya ikut lomba lari, selain tidak memakai sepatu lari, aku juga berlari di lintasan yang berbeda, tak mengapa sebab aku harus bisa memaksimalkan apa yang ada dulu.
Mywapblog itulah platform yang aku jadikan Rumah, tempatku belajar serta bertemu dengan orang – orang hebat dengan komunitas yang solid. Mywapblog atau sering disebut MWB sebuah situs yang menyediakan layanan untuk membuat blog ponsel.
Tiap tahun disana pasti ada kontes lomba, seingatku ada lomba membuat tema atau template blog, membuat logo, dan menulis artikel. Aku Pun terpacu untuk belajar bahasa pemrograman HTML dan CSS meskipun hanya bermodalkan HP butut, aku ingin bisa menang lomba seperti mereka, dahulu kegiatan ngeblog dan berkomunitas sangat menyenangkan. Namun sayangnya semua itu sudah terkubur dalam – dalam karena platform tersebut sudah ditutup 2016 lalu, namun kenangannya tetap harum di kepalaku.
Setelah MWB tutup aku sempat berhenti dan ngeblog lagi di tahun 2017 walaupun kurang konsisten. Lalu apa yang membuat aku berani mengatakan kalau ngeblog lah yang membuat aku merdeka, bisa berdamai dengan diri sendiri dan menemukan jati diri?
Dulu, aku kurang serius kurang peduli dan sekedar iseng saja, namun nyatanya hal itu memiliki dampak yang sangat luar biasa, maka aku perlu menetapkan lagi tujuan – tujuan yang sempat aku buat, mengevaluasi dengan hati serta mengeksekusinya dengan pasti.
3 Big Why Ngeblog (alasan kenapa aku ingin kembali ngeblog dengan serius)
- Ruang Berekspresi
“Bagaimana kita saat ini adalah hasil dari kebiasan – kebiasan yang kita lakukan di masa lalu ”
– Muhammad Yusran (Pegiat literasi, founder @pemuda.bertumbuh)
Ngeblog melatihku untuk menulis dengan jujur, dengan penuh kepercayaan diri dan memunculkan emosi dari hati tanpa direkayasa. Tanpa harus takut dikritik pedas seperti di sosial media yang dengan mudahnya menghakimi orang lain tanpa memikirkannya berulang kali, di komunitas literasi yang orang – orang yang peduli dengan literasi sudah terfilter secara alami, tidak mudah menilai orang lain hanya lewat komunikasi Dunia maya.
- Jalan Menemukan Diri, Hidup Lebih Berarti
“Mereka yang belum merdeka dari dirinya sendiri (selesai dengan dirinya sendiri), masih menyimpan beban tidak akan bisa kemana – mana sebab larinya akan berat untuk meraih apapun, karena kakinya masih menyeret luka dan trauma”
– Cak Noer D. (2024)
Sebelum berani menulis di blog, bisa dibilang hidupku berantakan, tak menemukan tujuan, ter ombang – ambing layaknya perahu di tengah lautan kesengsaraan. Saking stresnya aku sempat depresi dan pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan loncat dari gedung setinggi kurang lebih 10 meter.
Kenal dengan komunitas ODOP (One Day Post), melatihku untuk terus belajar mencari jati diri, walaupun gagal di OPREC batch 6 dan di RWC (Ramadan Writing Challenge) 2 kali, awalnya kukira kegagalan – kegagalan itu adalah hal yang buruk dan hina, tapi akhirnya aku sadar bahwa kegagalan itulah yang membuat aku semakin bertumbuh berkembang menjadi versi terbaik dari diriku yang perlahan belajar berdamai dan selesai dengan diri sendiri.
- Blog Adalah Prasasti Dari Merdekanya Diri
Jika merdeka artinya kebebasan maka blog adalah saksi bisu atas bebasnya aku mengeksplorasi atau menjelajah senti demi senti potensi dan kekurangan dalam diriku. Jika ibaratnya petualangan mencari harta karun maka blog adalah peta perjalanannya, walaupun sekarang misterinya belum sepenuhnya terungkap tapi aku tau arah dan tujuannya harus kemana.
Ngeblog adalah mencipta sejarah meninggalkan prasasti berupa keabadian, karena kelak aku ingin mati dengan baik dikenang sebagai manusia yang merdeka. Blog adalah jurnal sejarah catatan hidup yang menceritakan bagaimana perjuanganku menjadi manusia seutuhnya manusia, hingga langkahku tak lagi menyeret luka dan memikul trauma.
“Kesuksesan adalah kesiapan untuk bertemu dengan momentum.”
– Putri Thania (Content Creator Storyteller).
Baru Aku Sadari
Ternyata aku yang sekarang adalah hasil akumulasi dari apa yang sudah aku lakukan di masa lampau, aku yang awalnya suka membaca akhirnya menorehkan nama di buku sebagai penulisnya (walaupun baru di buku antologi). Aku yang dulunya pendiam introvert parah akhirnya berani berbicara di depan orang, tak canggung lagi ketika bertemu dengan orang baru.
Dulu, aku memilih menghindari keramaian dan sorotan publik tapi sekarang mulai berani berkarya membuat konten video di sosial media. Menulis atau lebih tepatnya ngeblog membuat aku lebih percaya diri.
Tinggalkan Balasan